Total Tayangan Halaman

Senin, 17 Januari 2011

Dakwah Rasulullah Periode Mekah


Dakwah periode Mekkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan:
-  Tahapan dakwah sirriyyah (sembunyi-sembunyi); berlangsung selama tiga tahun.
-  Tahapan dakwah secara terang-terangan kepada penduduk Mekkah; dari permulaan tahun ke-empat kenabian hingga hijrah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ke Madinah.
-  Tahapan dakwah di luar Mekkah dan penyebarannya di kalangan penduduknya; dari penghujung tahun ke-sepuluh kenabian-dimana juga mencakup Periode Madinah dan berlangsung hingga akhir hayat Rasulullah SAW.

Dibawah Naungan Kenabian

Ketika usia Rasulullah mendekati 40 tahun beliau sering beruzlah (mengasingkan diri untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT) di Gua Hira yang terletak di Jabal Nur. Tatkala usia beliau genap 40 tahun diangkat menjadi rasul dengan turunnya wahyu pertama surat Al-Alaq ayat 1-5 yang disampaikan oleh malaikat Jibril. Rasulullah gemetar dan pulang menemui istrinya Khadijah dan berkata “Selimuti aku, selimuti aku”.  Kemudian Khadijah membawa Rasulullah kepada pamannya yang bernama Waraqah bin Naufal dan Waraqah menyatakan yang datang kepada Rasulullah adalah malaikat Jibril.

a. Dakwah Secara Sembunyi - Sembunyi (Da’wah Sirriyyah)
    
Dakwah secara sembunyi-sembunyi berlangsung selama 3 tahun. Pada dakwah permulaan itu empat orang yang dekat dengan Rasulullah menyatakan keislamanya, mereka disebut sebagai as-saabiquun al- awwalluun (orang yang pertama masuk Islam). Mereka terdiri dari : Khadijah (istri beliau), Abu Bakar Shiddiq (sahabat beliau), Ali bin Abi Thalib (keponakan beliau), dan Zaid bin Haritsah ( mantan budak beliau).
 Hal tersebut mengingat kedudukan Rasulullah SAW yang masih lemah, ditambah kandungan dakwah beliau yang sangat bertolak belakang dengan keyakinan prinsip masyarakatnya yang penuh dengan nilai-nilai kesyirikan.
Lapisan masyarakat yang paling pertama beliau serukan ajaran Islam tentu saja adalah keluarga dan kenalan dekatnya, itupun beliau pilih hanya kepada mereka yang ada tanda-tanda kebaikan pada dirinya.
Usaha beliau tidak sia-sia. Pada hari-hari pertama dakwahnya terkumpul sejumlah orang yang menerima dakwahnya dengan penuh keyakinan dan penghormatan terhadap Rasulullah SAW. Merekalah yang dalam sejarah Islam dikenal sebagai as-Saabiquunal Awwaluun (Generasi Pertama yang Menerima Islam).


Orang terdepan dari kelompok ini adalah isterinya sendiri; Ummul Mu’minin; Khadijah binti Khuwailid, kemudian budaknya; Zaid bin Haritsah, lalu sepupunya; Ali bin Abi Thalib yang saat itu masih belia dan diasuh oleh Rasulullah SAW, kemudian sahabat dekatnya; Abu Bakar as-Shiddiq RA.


Abu Bakar as-Shiddiq RA, setelah masuk Islam, langsung turut serta berdakwah. Lewat usaha beliau ditambah perangainya yang terpuji serta kedudukannya yang terhormat di tengah masyarakat, dakwahnya cepat memberikan hasil.


Tak berapa lama, tercatatlah sejumlah orang yang masuk Islam lewat beliau, di antaranya : Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah RA. Mereka juga digolongkan sebagai generasi pertama dari kalangan para sahabat dan yang banyak berperan dalam dakwah Rasulullah SAW berikutnya.


Kemudian, satu demi satu masyarakat Quraisy masuk Islam; seperti Bilal bin Rabah, Abu Ubaidah Amir bin Jarrah, Abu Salamah bin Abd al-Asad, Arqam bin Abi Arqam, Utsman bin Madz’un, Fatimah binti Khattab (saudara perempuan Umar bin Khattab), Khabbab bin ‘Art, Abdullah bin Mas’ud dan lainnya.
Mereka semua masuk Islam secara sembunyi-sembunyi, karena Rasulullah SAW menyampaikan dakwahnya secara individu dan rahasia.

b. Dakwah Secara Terang - Terangan (Da’wah Jahriyyah)

Dakwah secara terbuka dilakukan Rasulullah setelah mendapat perintah Allah SWT (Q.S Al Hijr ayat 94). Dakwah pertama secara terang-terangan dilakukan di bukit Shafa dekat Ka’bah dan mendapat cemoohan dari sebagian besar kaum Quraisy terutama pamannya sendiri Abu Lahab (Q.S Al-Lahab)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar